Meaning 1) teaching 1a) that which is taught 1b) doctrine, teaching, concerning something 2) the act of teaching, instruction 2a) in religious assemblies of the Christians, to speak in the way of KumpulanKhotbah Jumat Pilihan Plus Khotbah Hari Raya dan Nikah; Kumpulan Khotbah Jumat Pilihan Plus Khotbah Hari Raya dan Nikah. Regular Price: Rp. 69.500,00 . Special ArtikelTerbaru khotbah nikah - Bismillah,Alhamdulillah, Allahumma shaliala Muhammad.Ahad kemaren 2.2.2020 menyempatkan diri pulian di Bengkulu. Pagi sekali sudah bangun khawatir tid Kumpulan Artikel Terbaru khotbah nikah - Kompasiana.com PengumumanKelas Bimbingan Pra Nikah Pdm. Muli Sitepu 021.435.6501 Pdp. Maria Dalmo 0813.1507.5062 Bagi Yang akan Melangsungkan Pernikahan Pada bulan Maret 2009, diminta untuk mengikuti Kelas Bimbingan Pra Nikah pada: Sabtu, 10 & 24 Januari 2009 Pukul 08.30 wib - Selesai Ibu Sembiring 0813.1055.1788 DOA SIANG Mohon Dukungan Doa Jemaat Semakinhari orang semakin dini melakukan hubungan seks pra nikah. Pada tahun 1960, rata-rata remaja pertama kali melakukan hubungan seks pranikah pada usia 19 tahun Ketika gereja merupakan kumpulan orang-orang yang tidak rohani maka tidak akan memacu pertumbuhan rohani masing-maging anggotanya. Walaupun tidak mesti khotbah, pelaya! Khotbahdi Bukit Zaitun (Nubuat): kunci untuk memahami ketujuh meterai kitab Wahyu bukan saja suku Yahudi, yang umumnya berasal dari suku Yehuda. Juga penting untuk kita perhatikan bahwa satu lagi kumpulan besar orang – “suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya” – dari berbagai suku bangsa akan juga 05hBVN. Khutbah Nikah Bahasa Arab Latin dan Terjemah – Pada Kesempatan ini Dutadakwah akan menjelaskan tentang Khutbah Nikah. Yang mana dalam pembahasan kali ini mengenai contoh teks khutbah nikah menggunakan bahasa arab, latin, dan terjemahannya dengan singkat dan jelas. Untuk lebih jelasnya silahkan simak ulasan berikut ini. Khidmatnya prosesi pernikahan akan menjadi bertambah bila di dalamnya disertakan juga khutbah nikah. Selain berfungsi sebagai pembekalan bagi pasangan yang menikah, khutbah ini juga menjadi penyemangat bagi para hadirin yang masih belum menikah untuk segera menikah. Selain itu, khutbah nikah juga menjadi pengingat bagi semua yang hadir tentang pentingnya menjaga keutuhan dalam pernikahan. Dikutip dari Imam Abu al-Husain al-Yamani, Al-Bayan fi Madzhabi al-Imam al-Syafi’i Jeddah Dar al-Minhaj, 2000, juz IX, hal. 230, khutbah nikah ini hukumnya adalah sunnah dan boleh disampaikan oleh wali, calon mempelai pria, atau pihak lainnya وَإِذَا أَرَادَ الْعَقْدَ ……. خَطَبَ الْوَلِيُّ، أَوِ الزَّوْجُ،…… وَالْخُطْبَةُ مُسْتَحَبَةٌ غَيْرُ وَاجِبَةٍ، وَبِهِ قَالَ عَامَّةُ أَهْلٍ الْعِلْمِ Artinya “Jika akad akan dilaksanakan, …berkhutbahlah wali, calon suami, atau orang lain… Khutbah ini hukumnya sunnah, tidak wajib, sebagaimana juga dinyatakan oleh kebanyakan ahli ilmu.” Dalam pemaparan kali ini, kami juga akan menampilkan salah satu contoh khutbah nikah yang boleh dijadikan bahan bagi yang membutuhkan Khutbah Nikah Teks Arab الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ الْمَآءِ بَشَرًا، فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَّصِهْرًا، وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرًا وَأَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلِ الْخَلْقِ وَالْوَرَى، وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ صَلاَةً وَسَلاَمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ فَيَآ أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَاعْلَمُوْا أَنَّ النِّكَاحَ سُنَّةٌ مِنْ سُنَنِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَّا وَاللهِ إِنِّيْ لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ، لَكِنِّيْ أَصُوْمُ وَأُفْطِرُ، وَأُصَلِّى وَأَرْقُدُ وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسِ مِنِّيْ وَقَالَ أَيْضًا يَا مَعْشَرَ الشَّبَابَ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ» وَقَالَ أَيْضًا خَيْرُ النِّسَاءِ اِمْرَأَةٌ إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ وَإِنْ غِبْتَ عَنْهَا حَفَظَتْكَ فِيْ مَالِكَ وَنَفْسِهَا قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَآ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ وقال أيضا وَأَنكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِن يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، يآ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَّنِسَاءً، وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِوَالِدِيْنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah Nikah Teks Latin Alhamdulilâhilladzi khalaqa minal ma-i basyaran faja’alahu nasaban wa shihran wa kana Rabbuka qadîran. Wa asyhadu al lâ ilâha illallâh wahdahu lâ syarîka lah. Wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasûlahu. Allâhumma shalli alâ sayyidinâ Muhammadin afdlalul khalqi wal warâ. Wa alâ âlihi wa shahbihi shalâtan wa salâman katsîran. Amma ba’du. Fa yâ ayyuhal hâdlirûn, ûshîkum wa nafsî bi taqwallâh faqad fâzal muttaqûn. Qâlallâhu ta’âla fî kitâbihil karîm Yâ ayyuhalladzîna âmanû ittaqullâha haqqa tuqâtihi wa lâ tamûtunna illâ wa antum muslimûn. Wa’lamû annannikâha sunnatun min sunani Rasulillâhi shallallâhu alaihi wa sallam. Wa qâla annabiyyu shallallâhu alaihi wa sallam; Amâ wallâhi innî la`akhsyâkum lillâhi wa atqâkum lahu, lakinnî ashûmu wa ufthiru. Wa ushalli wa arqadu wa atazawwaju an-nisâ`a, faman raghiba an sunnatî fa laisa minnî. Wa qâla aidlan, yâ ma’syarasy syabâba man istathâ’a minkum al-bâ`ata fal yatazawwaj. Fainnahu aghadldlu lil bashari wa ahshanu lil farji, man lam yastathi’ fa alaihi bish shaumi fainnahu lahu wijâ`un. Wa qâla aidlan, khairun nisâ`a imra`atun idzâ nadzarta ilaihâ sarratka. Wa idzâ amartahâ athâ’atka, wa idzâ ghibta anhâ hafadzatka fî nafsihâ wa mâlika. Wa qâlallâhu ta’âla. Yâ ayyuhannâsu innâ khalaqnâkum min dzakarin wa untsa wa ja’alnâkum syu’ûban wa qabâila li ta’ârafû. Inna akramakum indallâhi atqâkum. Wa qâla aidlan. Wa ankihû al-ayyâma minkum wash shâlihîna min ibâdikum wa imâikum in yakûnû fuqarâ`a yughnihimullâha min fadhlihi wallâhu wâsi’un alîm. Bârakallâhu lî wa lakum fil qur`ânil adzîm. Wa nafa’anî wa iyâkum bimâ fîhi minal âyati wadz dzikril hakîm. Wa taqabbal minnî wa minkum tilâwatahu innahû huwat tawâbur rahîm. A’ûdzu billâhi minasy syaithânirrajîm. Yâ ayyuhannâsu ittaqullâha rabbakumulladzî khalaqakum min nafsin wâhidah. Wa khalaqa minhâ zaujahâ wa batstsa minhumâ rijâlan katsîran wa nisâ`a. wattaqullâha alladzî tasâ`alûna bihi wal arhâm. Innallâha kâna alaikum raqîba. Aqûlu qauli hâdzâ wastaghfirullâha al-adzîm lî wa lakum wali wâlidayya wali masyâyikhina wali sâiril muslimîna. Fastaghfirûhu innahû huwal ghafûrurrahîm. Khutbah Nikah Arti Bahasa Indonesia Artinya; “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dari setitik air. Lalu Dia menjadikannya keturunan dan kekerabatan. Dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa. Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah Yang Maha Esa. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, limpahkanlah rahmat ta’dhim dan kesejahteraan atas junjungan kami Nabi Muhammad saw. Beliau seutama-utama penciptaan makhluk dan atas keluarga dan shahabatnya. Dengan limpahan rahmat ta’dhim serta kesejahteraan yang banyak. Setelah itu wahai yang hadir. Aku mewasiatkan padamu dan diriku untuk bertaqwa kepada Allah. Karena sesungguhnya itu adalah kemenangan yang besar bagi orang-orang yang bertaqwa. Allah swt berfirman dalam kitab-Nya yang mulya; Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya. Dan sekali-kali janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan menyerahkan diri pada Allah beragama Islam. Ketahuilah bahwa nikah itu adalah sunah dari beberapa sunah Rasulullah saw. Nabi saw bersabda; Adapun aku, demi Allah, adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian. Dan juga paling bertakwa kepada-Nya. Akan tetapi aku berpuasa dan juga berbuka, aku shalat dan juga tidur serta menikahi wanita. Barang siapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku. Dan beliau bersabda lagi; Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kalian yang telah mempunyai kemampuan menafkahi keluarga; Maka hendaklah ia menikah, karena menikah itu lebih bisa menundukkan pandangan dan lebih bisa menjaga kemaluan. Dan barang siapa yang belum mampu, hendaklah ia berpuasa. Karena hal itu akan lebih bisa meredakan gejolaknya. Dan beliau bersabda lagi; Istri yang baik adaalah wanita yang menggembirakan hatimu ketika dipandang. Apabila kamu perintah ia mentaatimu, apabila kamu tiada ia mampu menjaga kehormatan dirinya dan hartamu. Dan Allah swt berfirman; Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Dan Allah swt berfirman pula Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak berkawin dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. Semoga Allah memberi berkah kepadaku dan kepadamu dalam Qur’an yang agung. Dan memberi manfaat kepadaku dan kepadamu terhadap apa yang ada di dalamnya, dari ayat-ayat dan peringatan yang bijak, dan semoga Allah menerima dariku dan darimu dalam membacanya, karena sesungguhnya Allah Maha penerima Tobat lagi Maha Penyayang Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. Aku katakan perkataanku ini, dan mohon ampun pada Allah Yang Maha Agung untukku dan untukmu, untuk kedua orang tau dan guru-guru serta untuk orang Islam lainnya. Maka mohonlah ampun kepada-Nya, karena sesunggunya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Demikian ulasan Khutbah Nikah Bahasa Arab Latin dan Terjemah. Atau boleh juga antum klik link khutbah nikah judul yang ini⇒ Khutbah Nikah Diantara Hak dan Kewajiban Suami Istri Semoga dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan untuk kita semua. Terimakasih. Khutbah Nikah – Pernikahan yang sukses memainkan peran penting dalam kehidupan dua orang. Pernikahan dalam Islam adalah landasan keluarga dan satu-satunya hubungan yang secara efektif mempersiapkan manusia untuk masyarakat. Dalam setiap akad nikah, terdapat khutbah nikah yang bisa menjadi nasihat bagi setiap pasangan dalam mengarungi kehidupan rumah tangganya. Menurut sebuah hadis dari Nabi Muhammad SAW, pernikahan dalam Islam dianggap sebagai setengah dari agama seorang Muslim. Orang mungkin menemukan berbagai alasan untuk menikah, seperti uang, popularitas, agama, kebahagiaan, dll. Tetapi agama Islam berfokus pada aspek yang lebih spiritual dari perjanjian suci ini, yaitu perdamaian, menjauhkan diri dari zina, memperbaiki keturunan, meningkatkan kualitas keimanan dan ibadah, dan membangun kasih sayang dalam rumah tangga. Ketika kamu menikah, hal pertama yang kamu janjikan pada pasanganMU adalah merawatnya, untuk memenuhi kebutuhan emosionalnya. Itulah yang membuat kamu jatuh cinta dengan teman hidupmu dan membiarkanmu berdua merasakan cinta, kasih sayang, saling pengertian dan kebahagiaan. Mengenai hal ini, Imam Sadiq mengatakan “Setiap kali cinta seorang pria terhadap istrinya meningkat, imannya meningkat dalam kualitas” Manusia adalah makhluk sosial, yang seperti semua makhluk lain, memiliki dorongan yang mengarah pada memulai keluarga mereka sendiri dan reproduksi. Dalam hal ini, Quran mengatakan dalam surat As-syura ayat 11 bahwasanya Allah menciptakan manusia untuk berkembang biak. Berdasarkan ayat ini, anak-anak adalah hasil pernikahan dalam Islam yang membuat umat manusia terus berlanjut. Pasangan yang menikah juga memainkan peran penting dalam menstabilkan fondasi keluarga. Islam memberi banyak penekanan pada pernikahan dan membesarkan anak-anak yang setia dan berbudi luhur karena pasangan dianggap sebagai pembangun masyarakat yang sehat. Untuk itulah, jangan sampai ada alasan mengapa saat ini tidak ada niat untuk menikah dalam hidup kamu. Dalam menyempurnakan setengah agama, menikah harus dilaksanakan dengan sakral dan penuh hikmat. Ritual pernikahan diawali dengan akad nikah. Para pria dari keluarga duduk di sekitar pengantin pria dan para wanita dari keluarga duduk di sekitar pengantin wanita. Ayah pengantin wanita adalah aali dari pengantin wanita. Keluarga mempelai pria memberikan mahar untuk meminta persetujuannya. Doa dari Al-Qur’an dibacakan dalam akad nikah. Setelah membacakan doa, maka penghulu atau tokoh agama yang hadir dalam akad pernikahan akan menyampaikan sebuah khutbah tentang pernikahan. Khutbah pernikahan ini diumpakan sebagai ritual awal sebelum akad. Hukum adanya khutbah pernikahan dalam akad adalah sunah sebagaimana tertulis dalam kitab al-Adzkar yang ditulis oleh Imam al-Nawawi. Beliau menyampaikan bahwasannya membacakan khutbah pernikahan ini hukumnya adalah sunah. Namun adapula ulama yang berpendapat bahwa hukum dari melaksanakan khutbah pernikahan ini adalah wajib. Beliau, Dawud al-Zhahiri menyatakan pendapatnya bahwasannya melaksanakan khutbah pernikahan ini hukumnya adalah wajib. Sayangnya banyak ulama yang tidak sependapat dengan apa yang dinyatakan oleh Dawud al-Zhahiri sehingga mayoritas ulama tetap berpandangan bahwa hukum dari melaksanakan khutbah pernikahan adalah sunah. Isi dari khutbah pernikahan sendiri adalah menyampaikan ayat-ayat alquran tentang pernikahan. Berikut adalah khutbah pernikahan yang umumnya disampaikan dalam setiap akad nikah dengan representasi ayat masing-masing 1. Surat An-Nisa Ayat 11 Dalam surat An-Nisa ayat 11 dijelaskan bahwasannya setiap pasangan dapat membangun kehidupan keluarga yang sehat. Sebagai pengantar yang tepat untuk subjek, surah dibuka dengan menasihati orang-orang percaya untuk takut akan Tuhan dan menghindari apa yang tidak disukai oleh Allah. Semua manusia telah tumbuh dari akar yang sama dari daging dan darah satu sama lain. Allah telah membuat mitra semua manusia di bumi ini untuk membuat keluarga. Semua umit muslim harus percaya pada Allah SWT dan harus bertindak sesuai dengan ajaran-Nya dan Sunnah Nabi SAW. Pernikahan adalah tindakan yang disenangi Allah SWT karena sesuai dengan perintahnya bahwa suami dan istri saling mencintai maka keduanya membantu satu sama lain untuk melakukan upaya melanjutkan ras manusia dan membesarkan anak-anak mereka untuk menjadi hamba Allah yang sejati. 2. Surat Al-Mu’minun Ayat 5 Pernikahan menjamin kesucian fisik dan spiritual dan kedamaian seseorang dan menjauhkan pasangan dari perangkap setan. Allah SWT menyebutkan dalam ayat tentang kesucian dalam Surat Al-Mu’minun Ayat 5. Pernikahan dalam Islam memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan fisik hasrat seksual manusia. Ya, manusia secara alami memiliki naluri seksual yang merupakan keinginan yang signifikan dan kuat. Setiap orang merasakan keinginan untuk memiliki pasangan untuk memenuhi kebutuhan seksual mereka dalam lingkungan yang aman dan tenteram, yang akan membantu mereka tumbuh dan mencapai tingkat kesempurnaan dan kepuasan yang tinggi. Agama Islam tidak hanya mengakui kebutuhan seksual manusia tetapi juga sangat merekomendasikan pernikahan sebagai satu-satunya cara hukum untuk memenuhi keinginan seksual manusia dan menjaganya dari kesucian. Menjauhkan diri dari perkawinan sering mengakibatkan gangguan fisik dan mental. Seorang dokter dari dalam sebuah penelitian menemukan fakta menarik bahwa mereka yang memilih untuk hidup sendiri tanpa pasangan seringkali menderita perasaan marah, frustrasi, ragu-ragu pada diri sendiri, dan bahkan depresi. 3. Surat Ar-Rum ayat 21 Melalui pernikahan, pasangan mencapai kasih sayang, belas kasih, dan cinta. Sebagaimana Allah SWT berfirman “Dan Dia telah menempatkan di antara kamu kasih sayang dan belas kasihan”. Dengan pernikahan, pasangan akan memiliki keturunan yang benar akan adalah kelangsungan hidup generasi seterusnya dan memperoleh pahala yang besar dan baik dengan memiliki anak yang saleh. Meskipun tidak ada keraguan bahwa hari pernikahan adalah salah satu hari paling penting dalam kehidupan seseorang, seorang muslim tidak boleh kehilangan fokus pada tujuan utama pernikahan yaitu untuk menyenangkan Allah dan untuk menyelesaikan setengah dari iman seseorang. Melalui pernikahan, Allah menaruh belas kasihan dan cinta di dalam hati suami-istri, yang merupakan anugerah Allah yang karenanya seseorang harus sangat bersyukur. Saat memilih bagian terbaik kamu, penekanannya haruslah pada agama. Pasangan yang baik secara agama akan membantu kamu dalam perjalanan ke surga. Memperbaiki Kamu dan menjemputmu ketika terjatuh. Ia akan menjadi pakaian kamu, menutupi kelemahanmu, akan membantumu memastikan bahwa kamu tidak melupakan tujuan akhir kepada Allah. Pernikahan juga meningkatkan rezeki, cinta, rasa hormat, perhatian, tidak mementingkan diri sendiri dan faktor-faktor yang memaafkan antara suami dan istri. Pernikahan mendorong dua manusia untuk mencintai dan saling mengasihi satu sama lain. Pernikahan mendorong pasangan untuk memiliki belas kasihan atau dalam konteks Islam di namakan rahman. Ar-Rahman adalah salah satu dari asmaul husna yang artinya bahwa Dialah yang Maha Penyayang. Nama Ar-Rahman ini disebutkan 170 kali dalam Al-Qur’an, menekankan pentingnya orang beriman untuk bermurah hati. Belas kasih, dalam penerapan praktis memiliki dan menunjukkan belas kasihan dan menjadi dermawan. Nah, 3 ayat alquran di atas umumnya digunakan sebagai khutbah dalam pernikahan. Setelah khutbah selesai, maka ritual pernikahan dilanjutkan dengan ijab kabul. Contoh Bacaan Khutbah Nikah Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa khutbah pernikahan merupakan bagian penting dalam sebuah pernikahan. Meski hukumnya adalah sunah, namun Nabi Muhammad SAW selalu melaksanakan akad pernikahan dengan menggelar khutbah terlebih dahulu, entah prosesi pernikahan untuk beliau sendiri atau anak-anak beliau. Ormas terbesar di Indonesia, yakni NU juga menekankan bahwa khutbah pernikahan sebelum melangsungkan akad nikah adalah sunah. Bagi kamu yang bingung membuat sebuah khutbah pernikahan, di bawah ini ada contoh teks khutbah pernikahan yang bisa digunakan 1. Singkat Alhamdulillah, kami sampaikan segala pujian kepada Allah SWT, Sang Maha Pemberi Cinta yang atas karunia dan cinta-Nya kita semua bisa berada dalam satu ruangan yang diliputi dengan rasa yang sangat bahagia. Selanjutnya, mohon perkenankan kami untuk menyampaikan untaian demi untaian kalimat agar bisa membuka momen suci dan sakral ini kepada kedua calon pasangan yang telah dipertemukan Tuhan dalam lauh mahfudz-Nya. Hampir semua orang dan masyarakat mempraktikkan pernikahan dalam beberapa bentuk, sama seperti mereka menjalankan bisnis. Umar ibn al-Khattab biasa mengusir orang-orang dari pasar Madinah jika mereka tidak tahu aturan Islam tentang jual beli. Demikian juga, umat Islam tidak boleh terlibat dalam sesuatu yang sama pentingnya dengan pernikahan tanpa memahami tujuannya atau memiliki pemahaman yang komprehensif tentang hak dan kewajiban dalam pernikahan. Salah satu tujuan pernikahan yang paling penting adalah untuk melanjutkan dan melahirkan generasi yang saleh akrom. Jelas, tujuan ini dapat dicapai tanpa pernikahan, tetapi ketika hal itu dilakukan dalam ketidaktaatan kepada Allah, maka mereka tidak akan menerima berkah dan rahmat-Nya dan itu sangat menentang norma masyarakat. Tentu tujuan pernikahan bukan hanya untuk menghasilkan anak-anak untuk generasi berikutnya, tetapi untuk menghasilkan anak-anak saleh yang akan menaati Allah, melayani orang-orang, dan menjadi sumber pahala bagi orang tua mereka. Islam mempertimbangkan naluri dan kebutuhan alami manusia. Laki-laki memiliki kecenderungan terhadap perempuan dan perempuan memiliki kecenderungan terhadap laki-laki. Pernikahan memenuhi keinginan ini dan menyalurkannya dengan cara yang menyenangkan Allah dan sesuai dengan kehormatan dan misi umat manusia dalam kehidupan. Keinginan pria dan wanita untuk satu sama lain perlu dipenuhi. Jika dibiarkan tidak terpenuhi, itu akan menjadi sumber perselisihan dan gangguan di masyarakat. Karena alasan ini, Utusan Allah Nabi Muhammad SAW memerintahkan semua pria yang siap untuk menikah “Siapapun di antara kamu yang mampu menikah, menikahlah karena itu akan membantunya dalam menurunkan pandangan dan menjaga tubuhnya. dari dosa. Adapun orang yang tidak mampu, puasa adalah perlindungannya. Dari perspektif Islam, pernikahan bukan sekadar sarana melegalkan hubungan seksual. Pernikahan lebih dari itu, yakni menyatukan keberadaan pria dan wanita sebagai pasangan, menyatukan mereka dan membuat keduanya saling lengkap dan melengkapi. Lingkungan yang damai dan aman tempat suami dan istri tinggal adalah tempat terbaik untuk mempraktikkan pengendalian diri, tidak mementingkan diri, dan pemurnian diri. Pasangan yang baik selalu mengajak satu sama lain untuk kebaikan. Pasangan yang baik juga merupakan sumber dorongan dalam mencegah satu sama lain dari melakukan dosa dan melakukan tindakan ibadah wajib, yang pada akhirnya membuat mereka memiliki kehidupan yang terhormat. Telah diriwayatkan bahwa begitu Nabi Muhammad SAW pergi ke rumah Imam Ali AS dan Sayyidah Fatimah setelah pernikahan keduanya, Nabi bertanya kepada Imam Ali bagaimana dia menemukan pasangannya. Imam menjawab “Saya menemukannya sebagai bantuan terbaik dalam menyembah Allah SWT.” Nabi Muhammad SAW kemudian bertanya pada Sayyidah Fatimah al-Zahra pertanyaan yang sama, dan dia menjawab “Dia adalah suami terbaik”. Tentu kita belajar dari hadis ini bahwa salah satu tujuan utama pernikahan sebenarnya adalah apa yang telah disebutkan oleh Imam Ali AS, yaitu melayani Allah. Ketika seorang pria dan seorang wanita menikah, keduanya menjadi satu. Ikatan di antara mereka mencerminkan cinta tanpa syarat antara Sang Pencipta dan kita, dan ini adalah pengalaman yang selalu ingin dimiliki oleh orang beriman. Tidakkah kita ingin menyempurnakan keimanan kita dengan melaksanakan sunah Rasul ini? Hadirin yang saya hormati, pernikahan dalam Islam menanamkan hal-hal yang sungguh indah. apa saja itu? Pertama keimanan. Cinta yang dimiliki pasangan muslim saleh salehah satu sama lain akan menumbuhkan tingkat keimanan seseorang. Kedua, cinta dalam Islam juga belajar untuk saling menerima. Mencintai seseorang berarti menerima pasangan apa adanya. Adalah keegoisan untuk mencoba dan membentuk seseorang seperti yang kita inginkan. Cinta sejati tidak berusaha menghancurkan individualitas atau mengendalikan perbedaan pribadi, tetapi tetap bermurah hati untuk mentoleransi perbedaan. Ketiga, cinta menantang kita untuk menjadi yang terbaik, mendorong kita untuk memanfaatkan bakat kita dan bangga akan pencapaian kita. Untuk memungkinkan orang yang kita kasihi menyadari potensi yang ia miliki adalah pengalaman yang paling berharga. Keempat, pernikahan juga mengajarkan pentingnya memaafkan. Cinta tidak pernah terlalu sombong untuk mencari pengampunan maaf atau untuk memaafkan. Cinta dalam pernikahan rela melepaskan rasa sakit dan kekecewaan. Saling memaafkan antara pasangan memberi kita kesempatan untuk memperbaiki diri kita sendiri. Islam menekankan prinsip bahwa jika kita ingin Tuhan mengampuni kesalahan kita, maka kita juga harus memaafkan orang lain. Kelima, pernikahan juga mengajarkan rasa hormat. Mencintai berarti menghormati dan menghargai orang yang kita cintai baik itu kontribusi dan pendapatnya. Rasa hormat tidak memungkinkan kita menerima begitu saja orang yang kita cintai atau mengabaikan masukan mereka. Bagaimana kita berinteraksi dengan pasangan kita mencerminkan apakah kita menghargainya atau tidak. Kepercayaan adalah unsur cinta yang paling penting. Ketika kepercayaan dikhianati dan kerahasiaan dikompromikan, cinta kehilangan jiwanya. Keenam, pernikahan mengajarkan kita untuk peduli. Cinta menumbuhkan kecintaan mendalam yang menentukan kepedulian dan berbagi dalam semua yang kita lakukan. Kebutuhan orang-orang yang kita kasihi lebih diutamakan daripada kebutuhan kita sendiri. Kisah cinta Nabi Muhammad SAW sang teladan umat Islam kaya dengan contoh-contoh tindakan kebaikan yang ia tunjukkan kepada keluarganya dan khususnya istrinya. Bahkan ketika kesabarannya diuji, Nabi tidak pernah tidak ramah dalam kata atau perbuatan. Mencintai berarti berbuat baik. Cinta dalam perkawinan tidak statis, karena cinta tumbuh dan berkembang setiap hari dalam kehidupan pernikahan. Untuk tetap tumbuh, cinta membutuhkan kerja dan komitmen, dan dipupuk melalui iman ketika kamu bersyukur dan menghargai karunia Allah. Sangat indah sekali bukan mengukir cinta sejati dalam sebuah biduk pernikahan? Semoga calon mempelai yang ada di hadapan kita ini mendapat limpahan kasih sayang dan rahmah yang mengucur dari Sang Maha Pemberi Cinta. Semoga cinta keduanya meningkatkan kadar keimanan mereka berdua untuk terus bertaqwa kepada Allah, Sang Pencipta Umat. Amin amin yaa robbal’alamiin. 2. Bahasa Arab Selain khutbah dengan menggunakan bahasa Indonesia, adapula khutbah pernikahan yang biasa dibacakan oleh habib dengan menggunakan Bahasa Arab الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ الْمَآءِ بَشَرًا، فَجَعَلَهُ نَسَبًا وَّصِهْرًا، وَكَانَ رَبُّكَ قَدِيْرًا. وَأَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَرْسَلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلِ الْخَلْقِ وَالْوَرَى، وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ صَلاَةً وَسَلاَمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ فَيَآ أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يَآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ وَاعْلَمُوْا أَنَّ النِّكَاحَ سُنَّةٌ مِنْ سُنَنِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَآ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ»، وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجاً لِّتَسْكُنُوْا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِيْ ذَالِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ». وَقَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ النِّكَاحُ سُنَّتِيْ فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِيْ فَلَيْسَ مِنِّيْ». وَقَالَ أَيْضًا يَا مَعْشَرَ الشَّبَابَ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ» وَقَالَ أَيْضًا خَيْرُ النِّسَاءِ اِمْرَأَةٌ إِذَا نَظَرْتَ إِلَيْهَا سَرَّتْكَ وَإِذَا أَمَرْتَهَا أَطَاعَتْكَ وَإِنْ غِبْتَ عَنْهَا حَفَظَتْكَ فِيْ مَالِكَ وَنَفْسِهَا». بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، يآ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَّنِسَاءً، وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِوَالِدِيْنَا وَلِمَشَايِخِنَا وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِيْ لآ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ × 3 أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَّمَدًا رَّسُوْلُ اللهِ × 3 صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا ……….. بِنْ ………… ! اَنْكَحْـتُكَ وَزَوَّجْـتُكَ ِابْنَتِيْ ………………………….. بِمَهْرِ ………….. نَـقْدًا. قَبِلْتُ نِكَاحَهَا وَتَزْوِيـْجَهَا بِالْمَهْرِالْمَذْكُوْرِ نَـقْدً Begitu berartinya cinta dalam pernikahan karena dengan cintalah, pasangan bisa memberikan keamanan emosional dan kebahagiaan secara rohani dan jasmani. Pernikahan adalah hal yang tidak mementingkan diri sendiri dan melebur menjadi satu. Khutbah pernikahan setidaknya akan menjadi sedikit gambaran bagaimana nantinya kamu menjalani kehidupan rumah tanggamu di kemudian hari. Khutbah Nikah Di dalam dunia ini tiada pernikahan yang sempurna, yang sempurna hanya ada di sorga. Juga tidak ada pernikahan Kristen yang ideal, yang ideal hanya dalam impian. Simak saja pernikahan Lady Di yang baru menjadi almarhumah akibat kecelakaan mobil di Paris. Apa yang kurang pada diri Pangeran Charles dan Putri Diana, pernikahan mereka di sebut “The Wedding of the Century“. Charlesnya tampan dan Diananya cantik luar biasa, melebihi banyak bintang film. Kekayaan mereka tidak terhitung, ingin apa saja langsung dapat dibeli. Keduanya juga menjadi figur dunia. Kurang apa lagi? Semua yang ingin dimiliki manusia, mereka punyai! Namun kenyataannya pernikahan mereka retak, mereka berpisah dan akhirnya bercerai, sekalipun pernikahan mereka diberkati di Gereja, sungguh ironis! Kalau tidak bercerai, mungkin kematian Lady Di tidak akan begitu tragis! Sampai di sini mungkin anda bertanya”Bila tiada pernikahan yang sempurna dan ideal, bagaimana dengan pernikahan yang sehat?” Saya percaya kita dapat memiliki pernikahan yang sehat, asal kita mau membinanya. Kita di sini, adalah suami dan isteri, bukan sepihak saja. Membina, adalah usaha yang serius. Saya yakin bila kita mau berusaha dengan serius kita dapat memiliki pernikahan yang sehat. Sungguh sedih bila kita mendengar ungkapan seseorang mengenai pernikahan atau pasangan mereka seperti; “Saya sudah tidak mempunyai feelings lagi terhadap suami/isteri saya. Sekalipun kami masih serumah, semeja dan seranjang, tapi semuanya hanya rutin sifatnya dan hambar rasanya.” atau, “Saya tidak merasa cocok lagi dengan pasangan saya. Kami mempunyai terlalu banyak perbedaan.” atau, “Pasangan saya sudah banyak berubah, tidak seperti ketika kami baru menikah. Sekarang saya baru tahu kejelekannya.” dan sebagainya yang bernada pesimis, negatif dan penuh penyesalan! Kalau sudah sampai pada taraf demikian apakah yang harus kita lakukan? Saya anjurkan marilah kita meninjau kembali tujuan pernikahan kita. Mengapa kita menikah? Apa tujuan kita menikah? Bagi orang kristen tujuan penikahan bukanlah untuk memenuhi kebutuhan biologis, sekalipun itu perlu; sebab belum tentu pasangan kita dapat memenuhi sepenuhnya kebutuhan tersebut dan kita tahu bahwa kebutuhan itupun akan surut juga. Kita menikah bukan juga untuk mendapatkan keturunan, sebab kita percaya bahwa keturunan itu adalah karunia Allah. Kemampuan dan kebutuhan finansil bukan juga motifasi dan tujuan pernikahan kristiani, bagaimana kalau suatu saat kelak keuangan kita minim sekali? Apakah pernikahan itu harus bubar? Kita menikah bukan juga untuk menyenangkan hati orang-tua, bagaimana kalau orang-tua kita sudah tiada, apakah pernikahan tersebut dihentikan saja? Agar ada seseorang yang merawat atau menangung hidup kita, bukan juga tujuan pernikahan yang baik bagi orang Kristen, sebab bila pasangan kita sudah tidak sanggup lagi merawat atau menangung hidup kita, penyesalan bisa muncul. Kalau begitu apakah tujuan pernikahan kristiani itu? Bagi saya satu-satunya tujuan pernikahan kristen adalah untuk memuliakan Tuhan. Membina Pernikahan Kristen Yang Sehat Renungan pernikahan Bukankah Alkitab menyatakan bahwa hubungan suami isteri adalah bagaikan hubungan Kristus dengan JemaatNya? Efesus 531-33 Hanya dengan keyakinan ini maka kita akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk membina pernikahan yang sehat, sebab dengan penikahan yang sehat kita akan memiliki keluarga yang sehat, dengan keluarga yang sehat kita akan memiliki gereja yang sehat dan dengan gereja yang sehat kita akan memiliki masyarakat yang sehat dan dengan masyarakat yang sehat kita akan memiliki negara yang sehat dan dengan negara yang sehat kita akan memiliki dunia yang sehat. Sudahkah kita melihat betapa pentingnya pernikahan yang sehat tersebut? Jikalau tujuan pernikahan Kristen kita adalah untuk memuliakan Kristus, maka sebagai suami-isteri Kristen kita harus berusaha sungguh-sungguh membina pernikahan yang sehat. Tiada suatu kesulitan atau kesukaran yang kecil ataupun besar yang dapat meretakkan pernikahan kita. Kalau mau mencari alasan, ada seribu satu alasan yang dapat kita ciptakan, tapi itu bukan karakter anak-anak Tuhan! Semoga kita menemukan kembali tujuan pernikahan kita yang seharusnya, karena tujuan untuk memuliakan Kristus itulah yang patut pula menjadi dasar pernikahan kita. Setelah mempunyai dasar yang benar maka pernikahan kita perlu memiliki pilar pernikahan yang kokoh agar pernikahan kita menjadi sehat, menjadi berkat bagi sesama dan memuliakan Kristus. Berhubung karena ruang yang tidak mengizinkan maka berikut ini dengan singkat akan diuraikan empat pilar yang harus ada dalam pernikahan kita. Kasih. Saya harap bahwa setiap anda yang menikah memasuki pernikahan karena anda saling mengasihi, bukan karena terpaksa. Saya harap juga bahwa kasih anda berdua belum pudar seperti Jemaat Efesus yang ditegur Tuhan karena telah meninggalkan kasih mereka yang semula. Wahyu 24. Lebih daripada itu saya harap anda, sebagai orang Kristen masih dan tetap mengasihi pasangan anda dengan kasih Kristus, kasih agape, yang tidak bersyarat, tidak berubah dan tidak egois. Setiap kali bila ada pasangan Kristen muda yang datang kepada saya untuk bimbingan pra-nikah, pertanyaan pertama yang selalu saya tanyakan adalah”Apakah anda sudah sungguh berdoa dan siap untuk menikah dengan orang yang model’nya begini? Setelah menikah setiap hari dari pagi sampai malam, kemudian dari malam sampai pagi serumah, semeja dan seranjang dengan orang ini yang mungkin makin hari makin jelek dan bukan makin baik? Kalau anda belum siap benar-benar sebaiknya pernikahan ini ditunda dulu.” Kalau jawabnya”Sudah siap.”, maka menyusul pertanyaan kedua”Bagaimana anda yakin bahwa orang ini adalah the right person, yang Tuhan kehendaki menjadi pasangan hidup anda?”. Biasanya keyakinan mereka merupakan suatu proses yang cukup lama, hingga tiba pada suatu kesimpulan the right person tersebut. Namun demikian jawaban yang bagaimana mantapnyapun juga masih belum menjamin terbinanya pernikahan Kristen yang sehat, tanpa implementasi kasih Kristus yang nyata setiap hari terhadap pasangan kita. Oleh karena itu kita perlu selalu bertanya pada diri sendiri”Apakah saya masih mengasihi pasangan saya dengan Kasih Kristus, yang tidak bersyarat, tidak berubah dan tidak egois itu?”. Jika kasih tersebut sudah mulai pudar, mohonlah ampun kepada Tuhan dan biarlah Dia memulihkan kembali kasih tersebut. Komitmen. Kata komitmen ini berasal dari bahasa Latin; com + mittere, yang berarti diutus bersama- sama. Jadi sebagai suami-isteri, kita diutus sebagai satu team untuk memuliakan Kristus melalui pernikahan mereka. Karena satu team maka tidak boleh ada yang dominir, sekalipun kita hidup di dunia dominasi kaum pria. Allah tidak mencipta Hawa dari tulang kepala Adam untuk mengepalai suaminya atau dari tulang kaki untuk diinjak oleh suaminya. Hawa dicipta dari tulang rusuk Adam agar kedua berdampingan menjadi utusan Allah dalam dunia ini. Untuk berhasil sebagai utusan Allah, maka nasehat rasul Paulus kepada Jemaat Filipi perlu diaktualisasikan dalam pernikahan kita”…hendaklah kamu sehati, sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan diri sendiri dan puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri, dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.” Filipi 22-4. Dapat disimpulkan bahwa perujudan komitmen suami-isteri adalah saling melayani dengan tulus, jangan ada yang menjadi boss, boss kita bersama adalah Kristus! Komunikasi. Komunikasi dalam pernikahan bagaikan aliran darah dalam tubuh kita, bila aliran darah tidak lancar atau terganggu maka tubuh kita sakit. Demikian pula dalam pernikahan Kristen bila komunikasi kita tidak efektif maka pernikahan kita tidak sehat. Dalam banyak survei ataupun dari pengalaman, menunjukkan bahwa ketidak-sanggupan untuk berkomunikasi secara efektif, mengucapkan kata-kata yang benar demgan cara yang benar, merupakan salah satu penyebab utama bagi tidak harmonisan pernikahan. Khususnya kita orang timur atau Asia, yang lebih banyak pasif dan introvert-nya, perlu lebih banyak belajar bagaimana berkomunikasi secara benar dengan pasangan kita. Dalam Kitab Amsal Solomo ada banyak ayat yang dapat menjadi acuan untuk berkomunikasi dengan pasangan kita, antara lain Amsal 151 “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.” Seorang ahli komunikasi menyatakan bahwa dalam berkomunikasi maka nada kita berperan sebanyak 38% dari keseluruhan komunikasi kita. Oleh karena itu kita perlu belajar meningkatkan kemampuan berkomunikasi kita bukan saja dengan nada yang benar, tetapi juga kepada orang, pada tempat dan waktu, serta wajah dan emosi yang benar. Kita perlu terus berusaha berkomunikasi lebih trampil terhadap pasangan kita sepanjang hidup kita. Kawan Gairah dan kemampuan seksuil dalam pernikahan dapat merorot dan tidak berfungsi seperti masa bulan madu, namun hal tersebut tidak boleh mempengaruhi persahabatan companion- ship kita, pasangan kita harus tetap menjadi kawan terbaik best friend. Persahabatan sebagai suami-isteri harus dipelihara seumur hidup kita. Ada pasangan yang bertemu dan jatuh cinta di lapangan tenis, tetapi setelah menikah salah seorang tidak pernah lagi main tenis. Ada pasangan yang bertemu dan jatuh cinta di Paduan Suara, setelah menikah salah seorang mundur. Kegemaran/pelayanan bersama sudah tidak dipupuk lagi. Masing-masing sibuk dengan urusan atau pekerjaan sendiri-sendiri. Hubungan emosi makin hari makin regang, berbicara seperlunya saja. Sudah tidak lagi membagi perasaan atau pergumulan emosi atau rohani yang dialami seperti masa-masa lalu. Dan lebih berbahaya lagi bila perasaan-perasaan tersebut sampai diutarakan kepada orang dan jenis lain. Oleh karena itu kita perlu sekali berusaha sungguh-sungguh memulihkan dan menguatkan persahabatan kita. Mungkin kita perlu lagi melakukan tindakan-tindakan surprise yang menyenangkan hati pasangan kita dan mengadakan dating seperti masa pacaran tempo doeloe! Kita harus menyediakan lebih banyak waktu lagi untuk lebih banyak berduaan dengan pasangan kita, mengadakan bercakapan lebih intim atau melakukan sesuatu secara bersama sebagai kawan! Semoga dengan renungan pernikahan Kristen yang singkat dan sederhana ini, menolong kita semunya untuk mengevaluasi pernikahan kita dan dengan pertolongan Tuhan lebih meningkatakan kesehatan pernikahan kita. Amin

kumpulan khotbah pra nikah