iKATA PENGATAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karuniaNya makalah ini dapat saya susun , makalah ini membahas mengenai berpikir perubahan. Saya menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan. Saya berharap semoga makalah yang saya buat ini bermanfaat dalam
MengasahPola Pikir Anak Melalui Permainan Lego. Nov 17, 2021 | Blog | 0 Komentar. Pola pikir anak ternyata bisa dibentuk melalui permainan lego. Permainan ini bisa mengembangkan berbagai kecerdasan pada si kecil, seperti motorik, kreativitas hingga sensorik. Pada dasarnya dunia anak dalam sehari-hari memang tidak lepas dari bermain.
sumberdayamanusia pembangunan baik untuk saat ini maupun masa datang.1. pola pikir, dan pola perilaku yang nampak. Pandangan seorang dan sumbangsih pemikiran seorang pemuda dapat diasah melalui program-program nyata di organisasi tersebut. Melihat pentingnya peranan Ormas dalam menumbuhkan sikap
Pembangunanpola pikir dapat diasah melalui - 17786110 Rosindafs5449 Rosindafs5449 22.09.2018 IPS Sekolah Menengah Pertama terjawab Pembangunan pola pikir dapat diasah melalui 1 Lihat jawaban
sebelumnyamenurut saya, pola fikir seseorang itu dipengaruhi berbagai faktor seperti lingkungan, pendidikan, keturunan, dll. semakin kita bertumbuh maka semakin berkembang juga pola fikir kita. pendidikan meruapakan salah satu faktor yang amat penting untuk mempengaruhi pola fikir orang. karena melalui pendidikan, kita tidak hanya diajarkan
W5p9l. › Opini›Pola Pikir Baru Pembangunan... OlehMaxensius Tri Sambodo 4 menit baca Dalam laporan yang berjudul ”Project 2045 The Path to Peaceful and Prosperous Indonesia in 2045”, tampak suatu keinginan yang kuat dari Pemerintah Indonesia, Jepang, dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa- Bangsa UNDP untuk mewujudkan Indonesia sebagai negara pendapatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kesejahteraan suatu negara. Namun sayang, kerap kali tingkat pendapatan dinilai sebagai tujuan akhir. Eksploitasi sumber daya alam dan pengabaian pengembangan kapabilitas sumber daya manusia dilakukan demi mengejar laju pertumbuhan yang tinggi. Akibatnya, kerusakan kondisi lingkungan, sosial, dan budaya menjadi hal yang kerap kali terjadi. Paradigma pembangunan mengatakan bahwa tingkat pendapatan merupakan alat untuk mencapai tujuan berbangsa, yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Dengan demikian, Indonesia perlu lebih substantif melihat peranan sumber daya alam, lingkungan, dan modal sosial dalam pembangunan ekonomi. Pengabaian terhadap pilar-pilar itu akan mengancam daya ketahanan resilient, keberlanjutan sustainability, dan kesejahteraan lingkunganMenyikapi Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2020-2024, hingga Visi Indonesia 2045, maka perlu dimulai dari perubahan paradigma pembangunan mindset bahwa ancaman bencana ataupun kerusakan alam, baik yang disebabkan oleh faktor alam dan/ atau faktor nonalam maupun faktor manusia, akan menjadi faktor penghambat utama bagi tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan sustainable development goals.Pembangunan perlu semakin mengarusutamakan perlindungan terhadap lingkungan hidup dan mengantisipasi kejadian bencana sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Undang-Undang No 24/2007 tentang Penanggulangan pula komitmen Indonesia dalam konteks pengurangan emisi gas rumah kaca, sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Presiden No 61/2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca. Implementasi regulasi ini dapat mengurangi risiko bencana yang terkait dengan perubahan pembangunan yang akan berdampak pada risiko bencana, kerusakan lingkungan, perubahan iklim, keselamatan manusia dan kelestarian ekosistem perlu lebih banyak didiskusikan secara lebih matang, melibatkan banyak sektor, dan demikian, keterpaduan perencanaan pembangunan mulai dari tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, dan tingkatan di bawahnya perlu terus didorong. Meski demikian, perlu diakui bahwa implementasi kebijakan kerap kali menghadapi banyak permasalahan, seperti kapabilitas dan kompetensi sumber daya manusia, sumber daya anggaran dan infrastruktur, tata kelola, serta empiris terkait dengan kondisi saat ini, tampak bahwa upaya untuk penanggulangan bencana belum menyentuh pada akar persoalan. Upaya untuk membangun budaya yang lebih adaptif terhadap bencana masih dirasakan kurang dan perhatian masih lebih berpusat pada tata kelola setelah terjadi bencana, termasuk dalam hal alokasi untuk melakukan inventarisasi terhadap pengurangan emisi gas karbon juga bukan hal yang mudah. Kondisi yang terjadi di Bali sedikit banyak mencerminkan hal yang sama di banyak provinsi di Indonesia. Misalnya, semangat untuk melakukan inventarisasi gas rumah kaca berjalan cukup baik hanya di tahun-tahun seiring dengan berjalannya waktu, kelompok kerja yang dibentuk semakin jarang melakukan koordinasi. Tampak juga belum terbangun perhatian yang sama common interest dan sinergisitas antara pemerintah daerah dan pemangku kepentingan pula upaya Pemerintah Provinsi Bali untuk membangun pembangkit listrik tenaga sampah dihadapkan pada kendala besaran tipping fee atau biaya pengelolaan sampah yang belum sesuai dengan harapan biaya pengelolaan sampah akan semakin murah jika telah terbangun kesadaran terkait dengan penanganan sampah mulai di tingkat rumah tangga hingga pembuangan sampah akhir. Budaya ini perlu dibangun oleh pemerintah dan terhadap konversi lahan, terutama lahan pertanian, semakin sulit. Pertumbuhan kota yang tidak terarah membuat ketersediaan ruang- ruang hijau berkurang secara drastis. Hal ini berdampak pada kian terbatasnya jasa lingkungan hidup environmental services yang bisa dinikmati bersama oleh dan Jepang dapat saling bekerja sama untuk mewujudkan masyarakat dan pemerintahan yang cerdas, baik dalam membangun sumber daya insani yang memiliki daya tahan tinggi terhadap bencana dan perubahan iklim maupun dalam menjaga daya dukung jasa lingkungan hidup. Memperkuat kerja sama dalam hal ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi, dan budaya akan sangat berguna bagi kedua tengah kondisi kelesuan sektor industri nasional, Indonesia perlu lebih banyak mengambil manfaat kemajuan Jepang bagi pengembangan ekonomi kreatif yang memberikan nilai tambah besar, tanpa harus banyak mengganggu lingkungan hidup. Kepiawaian Jepang dalam mengelola jasa lingkungan hidup bagi sektor pariwisata juga penting untuk juga dengan upaya hal pengembangan energi bersih dan kota-kota berkelanjutan. Tentu Indonesia juga perlu belajar dari kekurangan dan kelemahan kebijakan pembangunan di Jepang. Misalnya, terus bertambahnya penduduk usia tua akan meningkatkan rasio ketergantungan dan urbanisasi yang membuat kian berkurangnya ketersediaan jumlah tenaga kerja di banyak wilayah yang jauh dari pusat Tri Sambodo Peneliti Utama di Pusat Penelitian Ekonomi LIPI
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Growth mindset merupakan pola pikir yang berkembang yang dapat diartikan sebagai kemampuan diri yang dapat dikembangkan dan dapat berubah seiring berjalannya waktu. Perubahan pola pikir dapat tumbuh dan berkembang dengan berbagai cara yaitu membaca buku, melihat video pembelajaran, mengikuti pelatihan-pelatihan dan bisa sharing dengan teman-teman. Pola pikir bisa berubah karena informasi-informasi yang didapat kemudian diserap oleh otak kita. Otak itu berkaitan dengan pola pikir atau disebut pikir merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT kepada manusia sehingga mampu berpikir dan membedakan benar serta salah. Pola pikir yang telah diberikan ini membedakan dengan makhluk lainnya yaitu hewan. Walaupun hewan diberikan otak tapi tidak diberikan akal pikir untuk berpikir. Jika ada manusia yang diberikan otak dan tidak digunakan akal pikirnya dengan sebaik baiknya, apakah bisa dikatakan sama dengan hewan? Kadang manusia sudah diberikan pola pikir yang gunanya untuk berpikir tetapi kenyataanya tidak digunakan dengan baik, seperti manusia yang bermalas-malasan untuk belajar dan tidak mau untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam dirinya. Padahal manusia diberikan akal untuk berpikir dan untuk menyelesaikan permasalahan. Otak yang berfungsi untuk berpikir dan yang ada dikepala kita harus digunakan sebaik mungkin sebab hal ini merupakan nikmat yang harus disyukuri. Gunakan pola pikirmu sebelum pikunmu datang. Gunakan pikiran positifmu sebelum pikiran negatif datang. Pikiran yang telah diberikan kepada kita haruslah digunakan benar-benar untuk berpikir dalam hal yang benar dan mampu digunakan secara maksimal. Kalaupun tidak digunakan secara maksimal akan membuat pikiran kita sulit berpikir sebab tidak sering diasah. Pikiran manusia ibaratkan seperti pisau yang tidak sering diasah membuat pikirannya menjadi tidak tajam, tidak mampu berpikir kritis dan analitis. Kalaupun pikiran kita sering diasah akan memberikan ketajaman berpikir yang kritis dan analitis. Maka sewaktu kita memiliki pikiran yang sehat harus digunakan dengan baik sebelum pikiran kita diserang sehingga menjadi nikmat yang sudah diberikan berupa pola pikir yang sehat harus digunakan sebaik mungkin dengan cara menggunakan pikiran untuk menyelesaikan masalah yang mudah ataupun sulit, menggunakan pola pikir untuk merumuskan kebijakan atau aturan dengan baik, menggunakan pola pikir untuk mengambil sebuah keputusan yang rumit, menggunakan pola pikir untuk menganalisis, menggunakan pola pikir untuk berpikir kreatif dan kritis. Jadi disini mensyukuri nikmat dengan cara menggunakan nikmat itu sebaik mungkin untuk Pola pikir tidak bisa digunakan semaksimal mungkin jika pola pikir kita tidak ada nutrisi yang dipenuhi. Perlu diingat bahwa dalam diri kita harus terpenuhi kebutuhan-kebutuhan diri. Kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi yaitu kebutuhan fisik, otak dan hati nurani. Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan raga kita, melalui makan minum dan olahraga merupakan contoh dari pemenuhan kebutuhan fisik. Sedangkan kebutuhan otak juga harus dipenuhi kebutuhannya dengan cara makan-makan yang bergizi supaya otak dapat bekerja dengan baik, dengan membaca buku menambah ilmu dan pengetahuan, dengan menambah pengalaman membuat pemahaman tentang dunia juga bertambah. Kemudian hati nurani, fungsi hati nurani ini yaitu sebagai pedoman dan hati nurani sebagai norma untuk menilai sebuah perilaku bahwa tindakan itu baik atau buruk. Melalui agama maka hati nurani juga dapat membedakan bahwa yang dilakukan itu baik dan buruk, maka dengan demikian kebutuhan hati nurani yaitu dengan cara memahami ilmu agama supaya dapat membedakan baik dan kita merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dijaga dan dilindungi sebaik mungkin, sebab pikiran itu sangat penting. Kepala dan segala isi didalamnya yang terletak diatas sendiri ibaratkan pemimpin. Pemimpin itu pemegang koordinasi dan keputusan dari segala hal. Kalaupun pemimpin bilang A ya pasti bawahannya akan mengikuti apa yang diperintahkan pemimpinnya. Kalaupun pimpinannya baik pasti akan memberikan perintah yang jelas dan baik. Sama dengan pola pikir kita kalau pikiran kita kotor maka akan memberikan perintah untuk melakukan hal yang buruk dan sebaliknya kalau pikirannya baik maka akan menggerakan diri juga kearah yang baik. Maka yang perlu digarisbawahi yaitu yang menggerakan semua langkah dan gerak kita adalah pikiran kita. Jadi pikiran kita harus dijaga dengan baik sebab pikiran kita adalah pemimpin. Pikiran kita supaya terjaga dengan baik harus menghindari kebiasaan buruk dan juga harus menstimulus otak supaya tambah cerdas. Otak harus banyak distimulus maka akan membuat neuron tersambung satu dengan lainnya, apabila neuron semakin banyak tersambung antar neuron membuat semakin cerdas. Stimulus bisa melalui belajar bisa membaca buku, melihat youtube, mengikuti pelatihan dan sharing pada teman dan permainan yang mengedukasi. Jadi dalam konteks ini adalah memperbanyak stimulus supaya otak menjadi cerdas. Ibarat 1 + 1+ 1 + 1= 4, artinya menambah 1 pengetahuan ditambah 1 pengetahuan baru yang berbeda terus ditambah 1 serta ditambah lagi pengetahuannya akan menghasilkan ilmu pengetahuan yang kompleks di dalam otak kita. Jadi sering-seringlah menstimulus otak kita dengan ilmu pikir yang setiap harinya selalu diasah akan menghasilkan pola pikir yang memiliki ketajaman berpikir serta analisa yang mendalam dalam menghadapi masalah. Masalah yang ada didepan akan bisa dibedah oleh individu yang selalu mengasah pola pikirnya. Mengasah pola pikir yaitu dengan cara membaca buku, memperbanyak pengetahuan apapun dan mengasah kemampuan berpikir dengan memecahkan masalah. Memecahakan masalah tidak asal memecahkan masalah begitu saja tetapi memecahkan masalah dengan ilmu pengetahuan dan pengalaman. Artinya disini adalah ilmu yang mendasari perbuatan kita. Hal ini sejalan dengan taksonomi Bloom yaitu tahapan kognitif mulai tahapan pengetahuan sampai mengaplikasikan dan pola pikir yang growth mindset supaya pola pikiran kita dapat mengarahkan kepada yang baik sebab pikiran merupakan salah satu penyebab seseorang berperilaku. Mindset yang mengarahkan juga ingin bekerja dengan baik atau buruk. Kalau mindset kita sudah mengatakan saya malas ya nanti bakalan membuat males dalam aktivitas bekerjanya. Maka mindset yang seperti ini harus diubahnya supaya menjadi mindset yang semangat dalam bekerja. Ada juga pola pikir yang fixed mindset dan growth mindset, kalau orang yang bekerja didalam sebuah perusahaan harus mempunyai growth minset bukan fixed mindset. 1 2 Lihat Fiksiana Selengkapnya
ArticlePDF AvailableAbstract and FiguresKegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan oleh KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Angkatan 96 Kelompok 211 dengan bersinergi bersama Kepala Dukuh Dusun Klumpit berupa sosialisasi Kampung Wisata di Melengan RT 08, Dusun Klumpit, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Program Kampung Wisata difokuskan pada Melengan RT 08 dengan segala potensi yang dimiliki. Mulai dari potensi alam, budaya, sejarah, kuliner, dan kerajinan. Kesemua potensi tersebut tanpa disadari warga mampu mendongkrak perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan warga. Penyelenggaraan sosialisasi Kampung Wisata bertujuan untuk menyadarkan masyarakat khususnya warga Melengan RT 08 akan kearifan lokal yang memiliki manfaat besar bagi warga. Metode yang digunakan adalah berupa pengenalan dasar Kampung Wisata dalam perkumpulan Minokaryo selanjutnya berupa penjelasan yang bersamaan dengan penayangan video-video pendek berkenaan dengan desa-desa yang telah berhasil mengembangkan kekayaan desanya menjadi objek wisata yang ramai. Hasil penulisan ini terdapat tiga kesimpulan. Pertama, partisipasi masyarakat akan program kampung wisata terlihat dari hadirnya 22 warga yang terdiri dari para bapak dan perwakilan remaja. Kedua, dalam sosialisasi Kampung Wisata, warga menyambut dengan baik dan turut mendukung program tersebut. Ketiga, warga dapat tergugah dan sadar bahwa potensi yang dimiliki daerahnya mampu menjadi objek wisata yang may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama ISSN 1411-8777 EISSN 2598-2176 Volume 18, Nomor 2, 2018 Page 109-116 ONLINE Membangun Pola Pikir Masyarakat Dalam Upaya Optimalisasi Kearifan Lokal Melengan Klumpit Kanigoro Saptosari Gunungkidul Melalui Program Kampung Wisata Mukhamad Yazid Afandi, Agus Khotibul Umam, Arif Himmawan, Christanto Arief Wibowo, Pramono Edy Siswanto, Arina Hasbana, Indra Restu Nurjati, Rina Putri Utami, Rizki Fardila, Septiana Trisnawati, Widya Resti Oktaviana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia Abstrak. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan oleh KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Angkatan 96 Kelompok 211 dengan bersinergi bersama Kepala Dukuh Dusun Klumpit berupa sosialisasi Kampung Wisata di Melengan RT 08, Dusun Klumpit, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Program Kampung Wisata difokuskan pada Melengan RT 08 dengan segala potensi yang dimiliki. Mulai dari potensi alam, budaya, sejarah, kuliner, dan kerajinan. Kesemua potensi tersebut tanpa disadari warga mampu mendongkrak perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan warga. Penyelenggaraan sosialisasi Kampung Wisata bertujuan untuk menyadarkan masyarakat khususnya warga Melengan RT 08 akan kearifan lokal yang memiliki manfaat besar bagi warga. Metode yang digunakan adalah berupa pengenalan dasar Kampung Wisata dalam perkumpulan Minokaryo selanjutnya berupa penjelasan yang bersamaan dengan penayangan video-video pendek berkenaan dengan desa-desa yang telah berhasil mengembangkan kekayaan desanya menjadi objek wisata yang ramai. Hasil penulisan ini terdapat tiga kesimpulan. Pertama, partisipasi masyarakat akan program kampung wisata terlihat dari hadirnya 22 warga yang terdiri dari para bapak dan perwakilan remaja. Kedua, dalam sosialisasi Kampung Wisata, warga menyambut dengan baik dan turut mendukung program tersebut. Ketiga, warga dapat tergugah dan sadar bahwa potensi yang dimiliki daerahnya mampu menjadi objek wisata yang menguntungkan. Kata kunci Kampung Wisata, Kearifan Lokal, Melengan. A. Pendahuluan Melengan RT 08 Dusun Klumpit merupakan sebuah dusun yang terletak di Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Dusun Klumpit memiliki delapan Rukun Tetangga RT dengan jumlah rumah sebanyak 320 rumah, dimana Melengan RT 08 memiliki 67 Kepala Keluarga KK. Letak geografis Dusun Klumpit dikelilingi oleh bukit-bukit batu dan hutan-hutan jati serta akasia dengan medan jalan yang naik turun dan berliku. Angin yang berhembus cukup kencang ketika siang hari dikarenakan letaknya yang tidak jauh dengan beberapa pantai seperti Pantai Ngrenehan, Nguyahan, Ngobaran, dan Ngeden. Mata pencaharian penduduk mayoritas adalah petani baik petani palawija dan petani rumput laut, peternak, dan nelayan. Tradisi-tradisi yang dilakoni oleh masyarakat masih sangat kental seperti adanya kegiatan Rasulan atau bersih desa dan peringatan satu suro dengan adanya labuhan sesajen di Pantai Ngrenehan. Mukhamad Yazid Afandi, et al. 110 APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 18, No. 2, 2018 Potensi alam yang menjadi sumber kekayaan Dusun Klumpit salah satunya adalah Bukit Nganjir yang berlokasi di Melengan RT 08. Bukit ini masih dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai tanah pertanian dan hutan tempat masyarakat mencari kayu bakar dan makanan ternak. Dari atas Bukit Nganjir terdapat pemandangan berupa hamparan pepohonan, bukit-bukit, rumah-rumah warga, dan laut. Selain Bukit Nganjir, Melengan juga memiliki gua yang bernama Gua Tembelang. Gua ini hanya diketahui oleh warga lokal dan biasanya digunakan oleh warga sebagai tempat untuk meminta hajat dengan menggunakan sesajen yang diletakkan di dalam gua. Praktik kejawen tersebut masih dilakoni warga hingga saat ini. Sebagaimana Mulder pernah menyatakan bahwa, “Betapapun dengan berubahnya zaman, kebudayaan dan identitas Jawa yang dasariah tidaklah banyak berubah dan orang-orang Jawa amat sadar dan bangga dengan kontinuitas kebudayaan mereka” Slamet Sutrisno 1985. Menurut pengakuan warga, kondisi di dalam gua sangat luas dengan stalaktit di langit-langit gua yang menyerupai lampu hias. Akses jalan yang naik turun berbatu dengan melewati ladang-ladang warga serta hutan jati yang mengakibatkan situs gua ini tidak banyak diketahui publik. Begitupun potensi sejarah yang tertanam di dalam Dusun Klumpit yang tidak hanya perlu untuk dilestarikan, namun juga perlu untuk dikenalkan pada khalayak umum sebagai bagian dari warisan sejarah. Salah satunya adalah keberadaan Patok Londo, yakni semacam tugu yang tertancap di puncak Bukit Nganjir yang hanya diketahui oleh masyarakat lokal sebagai peninggalan Belanda. Potensi kuliner dengan memanfaatkan hasil alam lokal Dusun Klumpit dalam cita rasa khas pedesaan Klumpit tentu akan menjadi panganan yang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat Klumpit. Singkong atau ubi kayu dan pisang kepok merupakan hasil pertanian yang melimpah di Dusun Klumpit. Hampir setiap rumah memiliki tanaman tersebut dalam jumlah yang tidak sedikit. Olahan seperti tiwul nasi singkong, gatot singkong yang difermentasi, lemet, kripik singkong, kripik pisang, kripik rumput laut, dan tumis rumput laut dapat menjadi panganan khas sekaligus menjadi buah tangan wisatawan. Tidak hanya sajian makanan, namun juga minuman khas Dusun Klumpit yakni teh Goro-Goro yang disajikan menggunakan gula batu andalan warga Dusun Klumpit dalam wedangan minum teh. Hingga saat ini masyarakat hanya mengolah singkong menjadi gaplek singkong yang dikeringkan kemudian dijual pada pengepul untuk dijual kembali dengan harga yang tidak terlalu tinggi. Sayangnya masyarakat belum mampu untuk memanfaatkan berbagai potensi alam tersebut sebagai sarana wisata yang dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah. Hal tersebut dikarenakan minimnya pengetahuan masyarakat akan kekayaan alam di sekitar mereka yang dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari keuntungan. Sebagaimana ungkapan Kepala Dukuh Klumpit, bapak Giyanto dalam sebuah perkumpulan masyarakat, “Kula niku pengen pantai ten mriki didamel dados Bali ne Gunungkidul” Saya ingin agar pantai di sini dibuat seperti Balinya Gunungkidul. Sebagaimana yang diketahui bahwa Bali mampu menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang telah go international karena keelokan pantainya. Dalam hal ini Dusun Klumpit masih mengalami minimnya koordinasi dan pembimbingan terpadu yang menjadi permasalahan sehingga belum berjalannya program kampung wisata yang direncanakan. Oleh karena itu mahasiswa KKN angkatan 96 kelompok 211 Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta berinisiatif membantu dalam merubah mindset atau pola pikir masyarakat akan pemanfaatan potensi kearifan lokal yang tersembunyi di Dusun Klumpit khususnya Melengan RT 08. Usaha tersebut dalam upaya membantu memajukan dusun serta mensejahterakan masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya manusia SDM seperti pemuda dan para orang tua untuk bersinergi membangun dusun. Memanfaatkan sumber daya alam SDA agar dapat dinikmati masyarakat luar dengan tetap menjaga keasrian dan kealamian sebagai kekhasan objek wisata yang dimiliki Melengan RT 08. B. Metodologi Pelaksanaan Warga Melengan RT 08 dengan jumlah 67 KK memiliki sebuah perkumpulan rutin yang diselenggarakan satu bulan sekali. Perkumpulan tersebut bernama Minokaryo. Minokaryo merupakan Membangun Pola Pikir Masyarakat Dalam Upaya Optimalisasi Kearifan Lokal … APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 18, No. 2, 2018 111 perkumpulan yang mayoritas dihadiri para bapak Melengan RT 08 sebagai sarana menabung bagi warga khususnya dalam hal pertanian. Dalam perkumpulan tersebut, proses pengenalan dasar mengenai kampung wisata mulai dibicarakan kepada warga. Hal ini dilakukan dalam upaya membuka motivasi warga untuk bangkit dan membangun kampungnya. Kegiatan ini hanya sebatas pengenalan kepada warga mengenai kampung wisata dan strategi-strategi yang harus direncanakan dalam membangun kampung wisata. Penyatuan visi dan misi antar warga menjadi langkah awal dalam proses pembangunan. Proses pengenalan dibuka oleh Kepala Dukuh Klumpit, bapak Giyanto yang kemudian dilanjutkan oleh perwakilan mahasiswa untuk menjelaskan teknis selanjutnya mengenai program kampung wisata. Sebelumnya bapak Giyanto pernah melakukan presentasi mengenai kampung wisata yang direncanakannya, namun memperoleh tanggapan yang mengecewakan dari warga. Oleh karena itu akibat peristiwa tersebut, bapak Giyanto selaku Kepala Dukuh akan bersinergi dengan mahasiswa KKN dalam memberikan sosialisasi yang mudah dipahami kepada warga. Pada tanggal 26 Agustus 2018 pukul WIB sebuah pertemuan digelar di Melengan RT 08, kediaman bapak Watimin selaku ketua RT. Dalam forum yang dihadiri oleh 22 warga, seorang mahasiswa mulai dengan penjelasan mengenai kampung wisata. Contoh-contoh kampung wisata yang telah berhasil berkembang turut ditampilkan melalui pemutaran video singkat berdurasi enam menit menggunakan proyektor. Sebuah langkah awal dengan tujuan membuka hati dan pikiran warga mengenai kebermanfaatan dari program kampung wisata jika telah direalisasikan. Langkah ini dilakukan sebagai langkah utama agar dapat melaju pada tahap berikutnya berupa pembentukan keorganisasian yang akan mengendalikan program kampung wisata Melengan RT 08. C. Hasil dan Pembahasan Kegiatan sosialisasi diselenggarakan pada Minggu, 26 Agustus 2018 pukul WIB di kediaman ketua RT 08. Dengan jumlah warga sebanyak 22 orang yang mayoritas adalah para bapak dan perwakilan pemuda. Sosialisasi dibuka oleh pembawa acara dengan menyampaikan susunan acara dan memperkenalkan pembicara kepada warga. Dimana bapak Giyanto selaku kepala dukuh akan memberikan sambutan dan pada acara inti akan berkolaborasi dalam menyampaikan materi bersama Arif Himmawan yang merupakan penanggungjawab dalam program konsep kampung wisata. Definisi kampung wisata secara umum tidaklah ada, namun secara universal dari beberapa daerah yang mengembangkan program serupa diberi nama desa wisata. Namun karena cakupan desa yang sangat luas khususnya di Desa Kanigoro, maka kepala Dukuh bersama dengan mahasiswa KKN memutuskan untuk memperkecil wilayah yang akan dikembangkan menjadi desa wisata. Wilayah tersebut hanya sebatas Melengan RT 08. Oleh karena itu program ini pun diberi nama sebagai Kampung Wisata. Definisi dari desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Wiendu Nuryanti 1993 Tahap selanjutnya adalah memberikan gambaran kepada warga berupa desa-desa wisata yang telah berhasil mengembangkan objek wisata di desanya. Seperti Desa Wisata Pulesari, Kabupaten Sleman, Yogyakarta yang mampu memanfaatkan kekayaan tumbuhan salak sehingga dapat menarik minat pengunjung untuk datang. Desa wisata Sidoakur yang terletak di Godean, Sleman, Yogyakarta yang berhasil mengembangkan objek wisata budaya dan lingkungannya. Desa wisata Kalibiru yang terletak di perbukitan Menoreh, Kulonprogo, Yogyakarta dan merupakan kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat. Dengan menyajikan pemandangan kalibiru nan elok yang dapat dilihat dari ketinggian Anonim Pada tahap ini warga dikenalkan dengan sistem 3P, yakni posisi berupa letak geografis desa, potensi berupa kondisi SDA dan SDM desa, dan prestasi yang berupa capaian yang dimiliki desa. Mukhamad Yazid Afandi, et al. 112 APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 18, No. 2, 2018 Setelah melalui tahap pengenalan desa wisata, warga akan dijelaskan mengenai wisatawan yang akan berkunjung di kampung mereka. Kedatangan wisatawan tentunya dikarenakan rasa penasaran dan keinginan untuk menikmati objek wisata yang disuguhkan. Bukan hanya melihat keindahan alam, tetapi juga turut merasakan bagaimana masyarakat lokal menyambut kedatangan mereka dan memberikan pelayanan terbaiknya. Sehingga wisatawan merasa puas dan menimbulkan keinginan untuk berkunjung kembali. Bahkan jika kepuasan terpenuhi, mereka akan bercerita kepada sanak saudara maupun teman untuk merekomendasikan objek wisata yang mereka kunjungi. Bentuk kegiatan wisata maupun paket wisata seperti merasakan suasana kehidupan kampung dengan ragam adat istiadat warganya, tinggal dan berbaur bersama penduduk dengan merasakan kesederhanaan ala kampung, dan menikmati suguhan kuliner tradisional yang dapat memberikan kesan cita rasa tersendiri bagi para wisatawan. Kegiatan sehari-hari masyarakat seperti bertani atau bercocok tanam, beternak dengan memberi makan hewan ternak, membuat kerajinan dari kerang, dan menyaksikan pertunjukan khas Dusun Klumpit seperti Reog dapat menjadi kegiatan andalan dalam kampung wisata Melengan. Berikut merupakan potensi-potensi wisata yang dimiliki Melengan RT 08 Objek Wisata Alam Puncak Nganjir yang direncanakan oleh kepala Dukuh Klumpit untuk dapat menjadi objek wisata yang menyerupai Puncak Becici serta keberadaan Pantai Pringjono di Melengan merupakan salah satu pantai yang belum terjamah oleh wisatawan. Sehingga masih sangat mudah untuk ditemui biota-biota laut di sekitar bibir pantai. Selain itu terdapat objek wisata alam buatan Melengan yakni Telaga Melengan yang terletak tepat di pinggir jalan utama Dusun Klumpit. Sehingga sangat mudah untuk ditemui oleh wisatawan. Kesemua calon objek wisata tersebut turut disosialisasikan kepada warga akan potensi yang dimiliki dan bagaimana nantinya melalui objek-objek tersebut mampu mendongkrak perekonomian masyarakat lokal. Gambar 1. A. Bukit Nganjir, B. Pantai Pringjono, C. Telaga Melengan. Sumber Dok. Pribadi Warga dijelaskan bahwa melalui objek wisata tersebut, warga dapat memperoleh pemasukan yang berasal dari tiket masuk, biaya parkir kendaraan, sarana kamar mandi umum, home stay, dan biaya selfie jika warga berinisiatif menciptakan sarana selfie yang unik sehingga menarik perhatian wisatawan. Objek Wisata Budaya Objek wisata budaya dapat diciptakan melalui warisan-warisan budaya yang dimiliki Melengan. Seperti adanya Rasulan atau bersih desa. Rasulan atau bersih desa diselenggarakan oleh warga Melengan dengan berpusat di kediaman Ketua RT dengan menyuguhkan berbagai macam panganan hasil pertanian warga. Seperti nasi beserta lauk pauk berupa mi goreng, sambal goreng, tahu dan tempe bacem, ingkung ayam kampung yang direbus, ketan, pisang, krupuk dan peyek. Kesemua makanan tersebut akan didoakan oleh seorang yang dituakan oleh masyarakat. Kemudian makanan akan dinikmati secara bersama-sama dan dibagi kepada warga secara merata untuk dibawa pulang. Membangun Pola Pikir Masyarakat Dalam Upaya Optimalisasi Kearifan Lokal … APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 18, No. 2, 2018 113 Melengan juga memiliki kesenian daerah Reog yang dilakoni oleh perempuan-perempuan yang mayoritas masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama SMP dan Sekolah Dasar SD. Kesenian ini mampu menjadi suguhan hiburan kepada para wisatawan yang berkunjung di Melengan. Gambar 2. A. Kebudayaan Rasulan Melengan, B. Kesenian Reog. Sumber Dok. Pribadi Objek Wisata Sejarah Melengan memiliki warisan sejarah yang patut untuk dilestarikan dan diperkenalkan pada khalayak umum. Karena hingga saat ini tidak banyak masyarakat dari luar Dusun Klumpit yang mengetahui mengenai objek sejarah di dusun tersebut. Dengan adanya pengenalan objek sejarah, maka pengetahuan masyarakat akan semakin bertambah mengenai peninggalan sejarah Indonesia. Objek sejarah tersebut diantaranya Patok Londo yang merupakan tugu peninggalan Belanda dan terletak di Puncak Nganjir serta petilasan atau makam kramat yang terletak di tengah hutan jati. Makam tersebut adalah makam tua yang sarat akan cerita-cerita mistis masyarakat sekitar dan hingga saat ini masih dipelihara. Wisata Kuliner Kuliner tradisional khas Melengan seperi tiwul, gatot, lemet, tumis rumput laut, kripik rumput laut, kripik pisang dan teh goro-goro menjadi andalan Melengan dan Dusun Klumpit secara umum. Sehingga keseluruhan kuliner tersebut sangat mudah ditemui. Tentunya dengan sistem pengemasan yang apik, kemungkinan besar akan mampu menarik konsumen ataupun wisatawan. Gambar 3. A. Tumis Rumput Laut Sumber Dok. Pribadi, B. Teh Goro-Goro. Sumber Kerajinan Warga Melengan mayoritas bermatapencaharian sebagai petani, peternak, dan nelayan. Namun disamping ketiga profesi tersebut, para perempuan Melengan pun memiliki keterampilan membuat kerajinan berbahan baku dari barang bekas seperti botol, kerajinan cenderamata berbahan baku cangkang kerang, dan membuat kue. Keterampilan tersebut mereka pelajari melalui program pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga dan KKN UIN Sunan Kalijaga yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2018. Mukhamad Yazid Afandi, et al. 114 APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 18, No. 2, 2018 Melalui keterampilan yang dimiliki oleh para perempuan tersebut tentunya mampu menjadi bagian dari penggerak program kampung wisata. Para wisatawan akan sangat membutuhkan cenderamata yang dapat dijadikan sebagai buah tangan. Gambar 4. A. Warga dan hasil kerajinan berbahan baku botol bekas, B. Kukis Kacang “Klumpit Cake”, C. Bolu “Klumpit Cake”. Sumber Dok. Pribadi Setelah melalui proses pengenalan akan potensi yang dimiliki desa, warga diarahkan untuk dapat membentuk organisasi-organisasi yang nantinya dapat mengelola kampung wisata. Diantaranya POKDARWIS Kelompok Sadar Wisata yang berperan mensosialisasikan Sapta Pesona, lembaga pengelola kampung wisata bentukan tokoh-tokoh masyarakat dan membentuk Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga AD/ART. Pengembangan kelembagaan atau keorganisasian dalam rangka pelaksanaan kampung wisata perlu dilakukan dengan pendekatan partisipatif. Masyarakat tidak dijadikan sebagai objek pembangunan belaka, tetapi menjadi subjek yang ikut menentukan keberhasilan sebuah program pembangunan yang dilaksanakan. Masyarakat diberi kewenangan dan otoritas untuk terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, hingga pemanfaatan hasil Sutaryono dalam Aristiono Nugroho, dkk 2015. Melalui program kampung wisata ini, dimana lokasi Melengan RT 08 dengan segala potensi di dalamnya baik SDA maupun SDM dapat lebih tertata. Masyarakat Melengan akan lebih produktif dengan mengelola kampung mereka secara bersama-sama bahkan mampu meningkatkan kesejahteraan kampung dan warganya. Pengimplementasian kampung wisata tentunya membutuhkan kesiapan warga baik dalam hal pelayanan, etika, dan pembenahan kampung sehingga mampu merefleksikan sebagai tempat wisata. Pelatihan-pelatihan yang ditujukan kepada warga berupa pelatihan kepariwisataan baik cara menerima tamu, menyajikan makanan, kebersihan tempat wisata dan penataan home stay. Tahapan-tahapan tersebut dapat dilakukan ketika masyarakat di kawasan Melengan RT 08 saling percaya satu sama lain dan mempunyai semangat untuk saling mendukung dan bekerjasama. Apabila hal ini terwujud, maka selanjutnya secara formal dapat dibentuk komunitas berdasarkan objek wisata yang dikelola. Misalkan saja komunitas pemandu wisata Bukit Nganjir. Apabila sudah terbentuk dan mampu membangun jejaring, maka secara formal dapat dikukuhkan menjadi kampung wisata Aristiono Nugroho, dkk 2015. D. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas, maka penulis menarik kesimpulan dari kegiatan pengabdian masyarakat sebagai berikut a Partisipasi masyarakat akan program kampung wisata terlihat dari hadirnya 22 warga yang terdiri dari bapak-bapak dan perwakilan remaja. b Dalam sosialisasi kampung wisata yang diselenggarakan, warga menyambut dengan baik dan turut mendukung program kampung wisata. Membangun Pola Pikir Masyarakat Dalam Upaya Optimalisasi Kearifan Lokal … APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 18, No. 2, 2018 115 c Warga dapat tergugah dan sadar bahwa potensi yang dimiliki daerahnya mampu menjadi objek wisata yang menghasilkan keuntungan. 2. Saran Berikut ini penulis menyampaikan saran agar penulisan ini memiliki kebermaknaan. Dalam sosialisasi kampung wisata yang diselenggarakan oleh mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, tidak semua warga Melengan RT 08 dapat hadir dalam acara tersebut. Oleh karena itu demi terlaksananya program kampung wisata, Kepala Dukuh dapat bersinergi dengan pemerintah yakni Dinas Kepariwisataan dalam memberikan pembekalan kepada warganya mengenai kampung wisata. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Kepala Dukuh Dusun Klumpit, Bapak Giyanto beserta perangkat desa yang telah membimbing kegiatan Kuliah Kerja Nyata KKN UIN Sunan Kalijaga Angkatan 96 Kelompok 211. Ucapan terima kasih juga turut kami sampaikan kepada masyarakat Dusun Klumpit yang telah membantu berjalannya program-program kerja yang telah kami selenggarakan. Dan tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak H. Yazid Afandi selaku Dosen Pembimbing Lapangan DPL. Mukhamad Yazid Afandi, et al. 116 APLIKASIA Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 18, No. 2, 2018 DAFTAR PUSTAKA Sutrisno, Slamet. 1985. Sorotan Budaya Jawa Dan Yang Lainnya. Yogyakarta Andi Offset. Nugroho, Aristiono, dkk. 2015. Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah. Yogyakarta STPN Press. Wawancara kepada Ibu Surani selaku warga Melengan RT 08. Wawancara kepada Bapak Giyanto selaku kepala Dusun Klumpit. Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta Gadjah Mada University Press. Anonim. 2017. Desa Wisata Kalibiru. ... Identifikasi potensi sumberdaya alam dapat dilakukan dengan memanfaatkan peta rupabumi serta data-data statistik yang didapatkan dari hasil survey di beberapa lokasi tertentu Witomo & Ramadhan, 2018. Untuk selanjutnya, dilakukan integrasi data sekunder dengan data hasil prosesing Afandi et al., 2018. Potensi yang dimiliki adalah potensi sumberdaya alam di sektor pertanian dan kelautan. ... Dinik Fitri PangestutiArum Nur AfifahWigati Restu RahayuSaptosari merupakan kecamatan yang terletak di kabupaten Gunungkidul propinsi DIY. Kecamatan Saptosari memiliki potensi alam yaitu pantai yang dapat dikembangkan menjadi objek wisata. Namun untuk mengembangkan wilayah terebut menjadi objek wisata diperlukan beberapa infratruktur termasuk diantaranya pusat oleh-oleh dan kesenian tradisional. Untuk itu perlu dilakukan pembinaan terhadap masyarakat setempat agar memiliki jiwa entrepreneurship dan skill untuk mengembangkan produk agar dapat mendukung dan mengembangkan potensi yang ada. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dilakukan selama kurun waktu dua bulan dengan beberapa tahap pemberdayaan diawali dengan Focus Group Discussion untuk merumuskan tindakan bersama, kemudian pelatihan pembuatan produk dan pertanian terpadu, pelatihan marketing kemudian ditutup dengan festival yang sekaligus menjadi acara pembukaan wisata pantai Nguyahan di Saptosari. Hasil dari kegiatan pemberdayaan tersebut adalah terwujudnya produk daerah, meningkatnya hasil panen singkong dan terbukanya daerah wisata Budaya Jawa Dan Yang LainnyaSlamet SutrisnoSutrisno, Slamet. 1985. Sorotan Budaya Jawa Dan Yang Lainnya. Yogyakarta Andi kepada Ibu Surani selaku warga Melengan RT 08. Wawancara kepada Bapak Giyanto selaku kepala Dusun Klumpit. Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata BudayaAristiono NugrohoNugroho, Aristiono, dkk. 2015. Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah. Yogyakarta STPN Press. Wawancara kepada Ibu Surani selaku warga Melengan RT 08. Wawancara kepada Bapak Giyanto selaku kepala Dusun Klumpit. Nuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta Gadjah Mada University Press. 2017. Desa Wisata Kalibiru. Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata BudayaWiendu NuryantiNuryanti, Wiendu. 1993. Concept, Perspective and Challenges, makalah bagian dari Laporan Konferensi Internasional mengenai Pariwisata Budaya. Yogyakarta Gadjah Mada University Press.
Oleh Andrea Lusi Anari* WALAU bukan perkara mudah, ternyata pola pikir dapat diubah. Termasuk bila pola pikir kita didominasi fixed mindset. Bagaimana cara mengubahnya menjadi growth mindset?Pernahkah kamu memiliki keinginan untuk memperoleh hasil yang “segera”, “saat ini juga”? Dan saat tidak memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan, kamu merasa gagal. Kondisi semacam ini oleh Dr Carol S Dweck, peneliti dan penulis buku Mindset Changing The Way You Think to Fulfil Your Potential disebut dengan “The Tyranny of Now”. Penerapan “The Tyranny of Now”, atau berfokus pada hasil akhir yang baik saat ini juga, membawa kita untuk lebih mengembangkan pola pikir fixed mindset. Baca juga Pola Pikir Mahasiswa Indonesia, Growth Mindset atau Fixed Mindset? Dari berbagai hasil penelitiannya, Dweck menemukan bahwa pada saat seseorang menerapkan atau hidup di lingkungan yang menerapkan “The Tyranny of Now” gagal memecahkan suatu persoalan, maka ke depannya ia akan cenderung berperilaku curang untuk mendapatkan hasil yang baik. Temuannya yang lain adalah orang tersebut akan berupaya menemukan orang lain yang hasil kerjanya lebih buruk daripada dirinya agar ia dapat merasa lebih baik. Persoalan-persoalan sulitpun cenderung tak berani mereka hadapi, untuk menghindari kegagalan. Nah, kebalikan dari “The Tyranny of Now” adalah “The Power of Yet”, yakni menyadari dan memaknai bahwa beberapa hal layak untuk ditunggu, dan untuk meraihnya diperlukan kerja keras. Inilah salah satu kunci pengembangan growth mindset. Baca juga Mungkinkah Sudah Waktunya Reset Mindset Kita? Seseorang dengan growth mindset memiliki sikap mental kegagalan memberikan kesempatan untuk belajar dan kegagalan tersebut memberikan kesempatan untuk memahami pengalaman kritikal yang akan mengarahkan pada keberhasilan di masa mendatang. Oleh sebab itu, seseorang dengan growth mindset memiliki daya lenting resilience dan ketekunan perseverance di dalam mencapai tujuan jangka panjangnya. Sebelum membahas bagaimana mengembangan growth mindset, yuk cari tahu pola pikirmu di sini. Lalu, bagaimana jika saat ini pola pikir kita didominasi fixed mindset? Menurut Dweck, fixed mindset dan growth mindset bukanlah suatu kondisi yang bersifat dikotomi, dan tidak dapat digeneralisasikan untuk semua situasi. Baca juga Kekuatan Pola Pikir, Fixed Mindset vs Growth MindsetKita memiliki percampuran dari kedua mindset ini. Yang perlu kita lakukan adalah menyadari di kondisi atau situasi seperti apakah pola pikir kita bersifat fixed mindset, dan kita dapat mengembangkannya agar pola pikir kita lebih didominasi oleh growth mindset. Dengan memiliki growth mindset kita dapat membuka potensi-potensi diri yang tersembunyi dan memberikan kesempatan diri untuk bertumbuh secara optimal sesuai dengan tujuan hidup kita. Menurut Caroline Castrillon - Career and Life Coach, sebagaimana ia tulis dalam artikel di situs Forbes, untuk mengembangkan growth mindset dapat dilakukan hal-hal berikut ini 1. Menerima Kegagalan Embrace Failure Belajar memaknai kegagalan dengan cara yang lebih positif dan memaknainya sebagai kesempatan untuk bertumbuh. Kuncinya adalah bagaimana kita mengambil pembelajaran dari kegagalan tersebut serta melakukan perbaikan. 2. Meminta Umpan Balik Ask for Feedback Terbuka terhadap kritik dan belajar secara aktif meminta umpan balik dari orang lain. Orang dengan growth mindset sangat antusias dengan pengembangan diri dan menghargai umpan balik dari orang lain sebagai bahan pembelajaran bagi pertumbuhan mereka. 3. Mencari Tantangan Seek Out Challenge Tidak menghindari, tapi justru mencari tugas-tugas yang menantang dan yang dirasa sulit. Orang dengan growth mindset bersemangat menghadapi tantangan karena mereka menganggap tantangan membantu mereka tumbuh melalui kerja keras dan pembelajaran. 4. Melampaui Batas Diri Go Beyond Your Limits Belajar melakukan hal-hal baru di luar zona nyaman, mendobrak keterbatasan-keterbatasan yang kita yakini ada di diri kita. Seringkali kita tidak mampu karena merasa tidak mampu. Melakukan hal-hal baru di luar zona nyaman dapat membantu kita lebih mengenali dan menyadari potensi diri kita yang sesungguhnya. 5. Menjadi Pembelajar Seumur Hidup Become a Lifelong Learner Selalu memiliki rasa ingin tahu dan mencari kesempatan belajar. Orang dengan growth mindset tidak pernah merasa puas dengan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimilikinya. Oleh karena itu mereka selalu terbuka untuk belajar apapun dari siapa saja dan tidak pernah merasa lebih superior dari orang lain. Menciptakan Lingkungan dengan Growth Mindset Dengan menciptakan lingkungan yang memiliki growth mindset kita dapat memberikan ruang bagi hak asasi setiap individu di lingkungan tersebut untuk mengungkap potensi diri, mematahkan keyakinan-keyakinan yang membatasi, serta menfasilitasi pertumbuhan setiap individu secara unik dan optimal sesuai jati dirinya. Baca juga Growth Mindset, Mengelola Tantangan Saat New Normal Salah satu langkah awal untuk dapat mengembangkan growth mindset adalah dengan berlatih memberikan pujian secara lebih bijaksana. Dweck menganjurkan untuk lebih memberikan pujian atas upaya seseorang yang telah dilakukan dengan sungguh-sungguh, strategi yang telah coba dilakukan, serta kemajuan dalam proses pembelajaran yang telah dicapai. Hal-hal tersebut jauh lebih baik daripada sekadar memuji bakat atau intelegensi. Pujian terhadap bakat atau intelegensi akan membuat seseorang menjadi rentan dalam menghadapi kegagalan karena mereka merasa keberhasilan bergantung pada karakteristik bawaan mereka, sehingga pada saat mereka mengalami kegagalan mereka akan merasa tidak memiliki kapabilitas. Selain berlatih memberikan pujian secara bijaksana, untuk menumbuhkan growth mindset, kita bisa belajar untuk memberikan penghargaan reward pada upaya, strategi dan kemajuan pembelajaran yang telah dicapai. Pada umumnya, keberhasilan lebih dihargai daripada kegagalan. Penghargaan biasanya diberikan pada mereka yang berhasil. Panggung sharing session pada umumnya diberikan kepada mereka yang berhasil mencapai atau melakukan sesuatu. Budaya untuk menghargai dan membagikan pengalaman kegagalan masih sangat jarang ditemui. Hasil akhir kerap menjadi fokus utama. Kegagalan masih dianggap sebagai sesuatu yang memalukan, bukan sebagai sumber pembelajaran. *Andrea Lusi Anari Co-founder & COO Growth Center Growth Center, HR Business Accelerator - membantu individu menemukan dan mengembangkan potensi diri, agar menjadi versi terbaik diri by Kompas Gramedia Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Palembang - Asisten III Bidang Administrasi dan Umum, Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan, Kurniawan menyebut sampah plastik sebagai ancaman bagi warga Palembang, utamanya di daerah aliran sungai DAS Musi. Sebagai kota besar, sampah, termasuk sampah plastik, tidak hanya menumpuk di pinggir-pinggir jalan, tetapi juga memenuhi hampir sepanjang DAS Musi. Melihat fenomena itu, dia mengajak warga yang utamanya bermukim di DAS Musi untuk mengubah mindset bahwa persoalan sampah merupakan persoalan bersama, bukan salah satu pihak saja. Salah satu cara mengubah mindset itu adalah menjadikan DAS sebagai halaman rumah yang berfungsi sebagai tempat bermain dan bermasyarakat. “Karena selama ini sungai letaknya di bagian belakang rumah,” katanya, Sabtu, 10 Juni 2023. “Untuk mengurangi sampah plastik, kami mulai mengurangi penggunaan minuman kemasan plastik pada rapat-rapat dinas,” ujarnya. Dalam rangka peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, hari ini berlangsung gerakan bersih-bersih yang bertajuk "Beberes Sungai Musi". Hari ini sebanyak hampir 4 ton sampah di Sungai Musi di Kelurahan 12 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu II, Kota Palembang, berhasil diangkut dalam waktu kurang dari tiga jam. Pada rangkaian acara ini juga berlangsung aksi tebar bibit ikan di bawah Jembatan manusia berbaju putih terlihat memadati bantaran Sungai Musi sejak pukul enam pagi. Mereka yang tergabung sebagai relawan dalam gerakan bersih-bersih yang bertajuk "Beberes Sungai Musi" itu terlihat antusias dan semangat turut berpartisipasi dalam gerakan bersih-bersih yang bertajuk "Beberes Sungai Musi" ini diselenggarakan oleh PT Kilang Pertamina Internasional KPI Refinery Unit III Plaju menggandeng RDMP RU III - Project Sumatra di bawah Direktorat Proyek Infrastruktur PT General Manager Kilang Pertamina Plaju, Antoni R. Doloksaribu, mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan yang diinisiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK bertajuk Coastal Clean Up CCU yang didukung penuh oleh PT KPI guna menjaga kebersihan sungai, laut, dan pesisir untuk menggalang kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun menambahkan bahwa sebagai perusahaan kilang minyak yang beroperasi di sekitar Sungai Musi, Kilang Pertamina Plaju menyadari betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, termasuk kebersihan Sungai Musi.“Kami percaya dengan menjaga kebersihan Sungai Musi, bukan hanya memberikan manfaat bagi kelancaran operasional kami, tetapi juga untuk kesejahteraan masyarakat sekitar dan keberlanjutan lingkungan,” tuturnya. Ia berharap, kegiatan ini dapat menjadi pemicu masyarakat untuk menuju lingkungan yang bersih, sehat, dan lestari untuk generasi masa depan. Para relawan Beberes Sungai Musi terdiri dari kalangan pemerintah, universitas, pelajar SMA, serta para komunitas peduli lingkungan di Kota 21, salah satu relawan dari Komunitas World Clean Up Day WCD Sumsel, merasakan pengalaman yang luar biasa saat harus memungut sampah organik maupun nonorganik bersama ratusan relawan lainnya. Ia menilai kegiatan seperti ini penting sebagai salah satu bentuk edukasi bagi masyarakat lokal mengenai pentingnya menjaga lingkungan."Kegiatannya keren, bisa berpartisipasi langsung dalam agenda besar memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia kali ini, semoga bisa mengedukasi masyarakat Palembang," 37, seorang masyarakat lokal Kelurahan 12 Ulu, mengungkapkan apresiasi dan terima kasihnya atas dilakukannya kegiatan Beberes Sungai Musi ini.“Terima kasih kepada Pertamina, karena telah memfasilitasi kegiatan ini. Semoga dapat menjadi awal bagi masyarakat di sini yang bertempat tinggal di tepi Sungai Musi untuk lebih peduli kepada sungai kita bersama,” pungkas Musi digelar dalam upaya mendukung pemerintah dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan SDGs. Berdasarkan data hasil kegiatan Beberes Musi ini, total sampah yang telah diangkut sebanyak kg yang terdiri dari kg sampah organik dan kg sampah anorganik. Selanjutnya sampah-sampah tersebut akan dibawa ke TPA Tempat Pembuangan Akhir.Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari di kanal Telegram “ Update”. Klik untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
pembangunan pola pikir dapat diasah melalui